Di zaman yang serba modern ini banyak media-media yang bisa kita pakai untuk menyimpan cadangan data-data dari komputer kita. Mulai dari media yang menggunakan teknologi optik seperti CD, DVD, Blue Ray, etc… yang notabene memiliki cost yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media berteknologi solid state seperti flash disk atau SSD (Solid State Drive). Mungkin juga kita bisa menggunakan fasilitas cloud computing yang sedang marak saat ini.

Dalam hal backup-membackup,sebagai pengguna Linux, tentunya sudah tidak asing dengan istilah rsync. Rsync adalah sebuah tool dan juga protokol jaringan yang digunakan untuk sinkronisasi file dan direktori, baik di local maupun remote location. Berbagai kelebihannya dibandingakan dengan backup utility yang ada bisa dilihat di Wikipedia. Beberapa contoh perintah rsync di Linux yang saya pakai untuk membackup data di direktori “rumah” saya:

$ rsync -avzu /home/bowo/ /media/IOMEGA/Sync/home/bowo/

atau

$ rsync -avzi /home/bowo/ /media/IOMEGA/Sync/home/bowo/

Keterangan:
$ rsync OPT SRC DEST
Buat backup dari direktori SRC ke direktori DEST, dengan opsi OPT, OPT yang saya pakai:
-a = archive mode, digunakan jika tidak ingin mengubah timestamp
-v = verbose, mode “bising”
-z = compress, untuk men-compress data saat proses synkronisasi berlangsung
-u = update, jangan timpa file yang sudah ada, jika timestamp nya lebih baru
-i = itemize-changes, tampilkan perbedaan content antara SRC dan DEST

Referensi:
[1] rsync -help
[2] man rsync
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Rsync

=-=-=-=-=
Powered by Blogilo